Selasa, 12 Maret 2013

ROKOK???? TIDAK.........


Indonesia merupakan negara dengan jumlah perokok yang tinggi, bahkan jumlah ini merupakan nomor tiga di dunia setelah China dan India. Hal tersebut sesuai dengan ungkapan Menteri Kesehatan Nafsiah Mboi pada jumpa pers tanggal 11 Januari 2013. Selaras dengan hal tersebut TRIBUNnews.com menulis bahwa prestasi tersebut sangat tidak bisa dibanggakan mengingat dampak rokok begitu merugikan bagi kesehatan.

Negara ini memang mempunyai masalah yang bagitu unik dan kompleks. Bisa dibayangkan ketika rokok merupakan penghidupan bagi banyak orang mulai dari petani tembakau, karyawan pabrik, penjual sampai pengusaha pabrik, bahkan rokok merupakan penghasil devisa bagi negeri ini. Hal kontradiktif dijumpai saat tembakau menyebabkan berbagai dampak serius di sektor kesehatan.  

Jika mengacu pada data yang dihimpun oleh bank dunia, kenyataan di Indonesia begitu mencengangkan. Tahun 1990 cukai rokok yang diterima oleh republik ini adalah Rp.2,5 trilyun tetapi kerugian akibat rokok yang harus ditanggung rakyat Rp.14,4 trilyun, dan perbandingan jumlah cukai dan pengeluaran rakyat ini mengalami kenaikan dari tahun ke tahun.

Dengan semakin bertambahnya jumlah penduduk, bertambah pula jumlah perokok di Indonesia. Pada tahun 1970 masyarakat yang mengonsumsi rokok sebesar 33 milyar batang rokok dan tahun 2000 jumlah ini bertambah menjadi 217 milyar batang. Kondisi yang memprihatinkan adalah 62,7 % perokok adalah masyarakat dengan penghasilan rendah, 67 % dari total perokok merupakan penduduk di pedesaan, dan sejumlah 73 % adalah kaum dengan pendidikan rendah.

Disamping perokok murni ada yang harus diperhatikan untuk dilakukan tindakan yaitu perokok pasif. Perokok pasif adalah orang yang terpaksa menghirup asap rokok dari orang lain yang merokok (perokok aktif). Bisa dibayangkan jika ada 3-10 orang saja di sekitar perokok aktif yang terpaksa menghirup asap, maka jumlah orang terdampak akan bertambah 3-10 kali lipatnya.

BAGAIMANA ROKOK MENGANCAM JIWA

Didalam rokok terkandung sekitar 4000 zat kimia berbahaya, diantara zat tersebut sebut saja tiga zat yang paling berbahaya bagi kesehatan
 
  1. Nikotin
Dalam sebatang rokok mengandung nikotin dengan kisaran 2-3 mg. Zat ini dapat menyebabkan perubahan psikologis yaitu perokok mengalami kondisi psikologis yang labil, selain itu juga berdampak pada kondisi fisiologis berupa meningkatnya tekanan darah, mempercepat denyut jantung bahkan dalam jumlah 20-50 mg dapat menyebabkan berhentinya pernafasan seseorang. Dampak minimal lainnya yang ditimbulkan oleh bahan ini bagi masyarakat bukan perokok (perokok pasif) adalah menyebabkan pusing, sakit kepala, mual dan muntah.

  1. Karbom Monoksida (CO)
Bahan ini adalah bahan beracun dan tidak berbau, apabila masuk ke dalam tubuh manusia akan mengikat hemoglobin (Hb) darah sehingga oksigen yang ada sudah diikat oleh hemoglobin akan terlepas. Efek lain yang ditimbulkan adalah dapat menyebabkan pengerasan dan penyempitan pembuluh darah sehingga akan berakibat pada kesehatan jantung. Dalam satu batang sigaret yang dibakar mengandung kurang lebih 3-6% CO. 

  1. Tar
Komponen dalam asap rokok sebagai sisa sesudah nikotin dan CO serta tetesan-tetesan cairannya hilang.Bahan lain yang merupakan bahan yang bersifat carsinogenic (penyebab kanker), salah satu diantaranya adalah benzopiren dan zeny fenol. Kedua zat tersebut akan mempercepat aktifitas sel-sel kanker.

Hal lain yang sangat berbahaya dan sering kali tidak disadari adalah dampak terhadap perokok pasif. Perokok pasif mempunyai risiko terkena dampak rokok 3 (tiga) kali lipat dibandingkan perokok aktif, pepatah jawa mengatakan “Ora mangan nangkane, kena pulute” artinya tidak melakukan perbuatannya tetapi terkena dampaknya. Sebagai masyarakat yang dikenal dengan sifat religius dan saling menghormati sudah selayaknya kita perhatikan kondisi ini .

UPAYA MENGURANGI ROKOK

Sudah barang tentu harus ada tindakan dari kita untuk mengurangi dampak rokok bagi masayarakat Indonesia. Untuk mewujudkan masyarakat Indonesia yang sehat dan mampu optimal dalam menjalankan hidupnya, maka bagi generasi yang belum merokok sudah selayaknya untuk mengatakan “tidak untuk merokok”.
Jika masyarakat sudah terlanjur merokok ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengurangi dampak rokok, diantaranya :


  1. Jika ada keluarga yang merokok sebaiknya tidak merokok di dalam rumah
  2. Menerapkan kawasan tanpa rokok.
Pemerintah terutama pemerintah daerah sudah ada yang memberlakukan peraturan daerah tentang kawasan merokok ini, dimana dibuat area larangan untuk memroduksi, menjual, berpromosi dan menggunakan rokok. Tetapi pada kenyataanya peraturan hanya tinggal peraturan saja belum ada pengawasan dan penerapan terhadap berlangsungnya peraturan ini. Jadi sebenarnya tinggal mengawasi dan menjalankan peraturan yang telah dibuat dan membuat peraturan bagi pemerintah daerah yang belum membuat.
  1. Mengadakan smoking area (kawasan terbatas merokok)
Untuk mengurangi efek terhadap perokok pasif maka perlu semakin diperbanyak lokasi khusus untuk merokok di tempat- tempat umum seperti pelabuhan, bandara, kantor pemerintahan, stasiun, pabrik lokasi wisata dan laian-lain
  1. Berhenti merokok
Cara ini adalah yang paling ampuh dan paling efektif untuk mengurangi dampak rokok, karena sudah tidak ada lagi perokok yang akan menghembuskan asapnya ke dalam udara bebas, sehingga kebersihan udara dapat dicapai. Memang agak sulit untuk berhenti meokok tetapi tidak ada upaya yang sia-sia. Berikut tips yang mungkin bisa digunakan :
a.       Mulai dengan mengurangi merokok
Jumlah rokok yang dihisap berangsur-angsur dikurangi setiap hari sampai pada suatu hari tidak merokok sama sekali.
b.      Menunda untuk merokok
Menunda beberapa menit, jam dan hari untuk menghisap rokok. Misalnya setiap habis makan selalu menghisap rokok makan kebiasaan tersebut diundur waktunya sampai pada  kondisi tanpa merokok sama sekali dalam satu hari dan seterusnya satu bulan, satu tahun dan sampai tidak menghisap sama sekali.
c.       Berhenti seketika
Berhenti seketika memang teramat sulit, biasanya memerlukan bantuan medis untuk mengurangi ketergantungan.

 Apapun cara yang akan ditempuh dalam mengurangi rokok, modal utamanya adalah kemauan (motivasi) dan kesadaran yang kuat dari masing-masing individu. Jadi kesimpulan akhir adalah berniatlah dengan sungguh-sungguh dari hati kemudaian laksanakan dengan perbuatan, pertahankan keberhasilan yang telah dicapai dan puncaknya adalah tinggal menikmati kesehatan yang didapatkan.

Tidak ada komentar: