Indonesia merupakan negara dengan
jumlah perokok yang tinggi, bahkan jumlah ini merupakan nomor tiga di dunia
setelah China dan India. Hal tersebut sesuai dengan ungkapan Menteri Kesehatan
Nafsiah Mboi pada jumpa pers tanggal 11 Januari 2013. Selaras dengan hal
tersebut TRIBUNnews.com menulis bahwa prestasi tersebut sangat tidak bisa
dibanggakan mengingat dampak rokok begitu merugikan bagi kesehatan.
Negara ini memang mempunyai
masalah yang bagitu unik dan kompleks. Bisa dibayangkan ketika rokok merupakan
penghidupan bagi banyak orang mulai dari petani tembakau, karyawan pabrik,
penjual sampai pengusaha pabrik, bahkan rokok merupakan penghasil devisa bagi
negeri ini. Hal kontradiktif dijumpai saat tembakau menyebabkan berbagai dampak
serius di sektor kesehatan.
Jika mengacu pada data yang
dihimpun oleh bank dunia, kenyataan di Indonesia begitu mencengangkan. Tahun
1990 cukai rokok yang diterima oleh republik ini adalah Rp.2,5 trilyun tetapi
kerugian akibat rokok yang harus ditanggung rakyat Rp.14,4 trilyun, dan
perbandingan jumlah cukai dan pengeluaran rakyat ini mengalami kenaikan dari tahun
ke tahun.
Dengan semakin bertambahnya
jumlah penduduk, bertambah pula jumlah perokok di Indonesia. Pada tahun 1970
masyarakat yang mengonsumsi rokok sebesar 33 milyar batang rokok dan tahun 2000
jumlah ini bertambah menjadi 217 milyar batang. Kondisi yang memprihatinkan
adalah 62,7 % perokok adalah masyarakat dengan penghasilan rendah, 67 % dari
total perokok merupakan penduduk di pedesaan, dan sejumlah 73 % adalah kaum
dengan pendidikan rendah.
Disamping perokok murni ada yang
harus diperhatikan untuk dilakukan tindakan yaitu perokok pasif. Perokok pasif
adalah orang yang terpaksa menghirup asap rokok dari orang lain yang merokok
(perokok aktif). Bisa dibayangkan jika ada 3-10 orang saja di sekitar perokok
aktif yang terpaksa menghirup asap, maka jumlah orang terdampak akan bertambah
3-10 kali lipatnya.
BAGAIMANA ROKOK MENGANCAM JIWA
Didalam rokok terkandung sekitar
4000 zat kimia berbahaya, diantara zat tersebut sebut saja tiga zat yang paling
berbahaya bagi kesehatan
- Nikotin
Dalam sebatang
rokok mengandung nikotin dengan kisaran 2-3 mg. Zat ini dapat menyebabkan
perubahan psikologis yaitu perokok mengalami kondisi psikologis yang labil,
selain itu juga berdampak pada kondisi fisiologis berupa meningkatnya tekanan
darah, mempercepat denyut jantung bahkan dalam jumlah 20-50 mg dapat
menyebabkan berhentinya pernafasan seseorang. Dampak minimal lainnya yang
ditimbulkan oleh bahan ini bagi masyarakat bukan perokok (perokok pasif) adalah
menyebabkan pusing, sakit kepala, mual dan muntah.
- Karbom Monoksida (CO)
Bahan ini adalah
bahan beracun dan tidak berbau, apabila masuk ke dalam tubuh manusia akan
mengikat hemoglobin (Hb) darah sehingga oksigen yang ada sudah diikat oleh
hemoglobin akan terlepas. Efek lain yang ditimbulkan adalah dapat menyebabkan
pengerasan dan penyempitan pembuluh darah sehingga akan berakibat pada
kesehatan jantung. Dalam satu batang sigaret yang dibakar mengandung kurang
lebih 3-6% CO.
- Tar
Komponen dalam
asap rokok sebagai sisa sesudah nikotin dan CO serta tetesan-tetesan cairannya
hilang.Bahan lain yang
merupakan bahan yang bersifat carsinogenic
(penyebab kanker), salah satu diantaranya adalah benzopiren dan zeny fenol. Kedua
zat tersebut akan mempercepat aktifitas sel-sel kanker.
Hal lain yang sangat berbahaya
dan sering kali tidak disadari adalah dampak terhadap perokok pasif. Perokok pasif
mempunyai risiko terkena dampak rokok 3 (tiga) kali lipat dibandingkan perokok
aktif, pepatah jawa mengatakan “Ora
mangan nangkane, kena pulute” artinya tidak melakukan perbuatannya tetapi
terkena dampaknya. Sebagai masyarakat yang dikenal dengan sifat religius dan
saling menghormati sudah selayaknya kita perhatikan kondisi ini .
UPAYA MENGURANGI ROKOK
Sudah barang tentu harus ada
tindakan dari kita untuk mengurangi dampak rokok bagi masayarakat Indonesia.
Untuk mewujudkan masyarakat Indonesia yang sehat dan mampu optimal dalam menjalankan
hidupnya, maka bagi generasi yang belum merokok sudah selayaknya untuk
mengatakan “tidak untuk merokok”.
Jika masyarakat sudah terlanjur
merokok ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengurangi dampak rokok,
diantaranya :
- Jika ada keluarga yang merokok sebaiknya tidak merokok di dalam rumah
- Menerapkan kawasan tanpa rokok.
Pemerintah
terutama pemerintah daerah sudah ada yang memberlakukan peraturan daerah
tentang kawasan merokok ini, dimana dibuat area larangan untuk memroduksi,
menjual, berpromosi dan menggunakan rokok. Tetapi pada kenyataanya peraturan
hanya tinggal peraturan saja belum ada pengawasan dan penerapan terhadap
berlangsungnya peraturan ini. Jadi sebenarnya tinggal mengawasi dan menjalankan
peraturan yang telah dibuat dan membuat peraturan bagi pemerintah daerah yang
belum membuat.
- Mengadakan smoking area (kawasan terbatas merokok)
Untuk mengurangi
efek terhadap perokok pasif maka perlu semakin diperbanyak lokasi khusus untuk
merokok di tempat- tempat umum seperti pelabuhan, bandara, kantor pemerintahan,
stasiun, pabrik lokasi wisata dan laian-lain
- Berhenti merokok
Cara ini adalah
yang paling ampuh dan paling efektif untuk mengurangi dampak rokok, karena
sudah tidak ada lagi perokok yang akan menghembuskan asapnya ke dalam udara
bebas, sehingga kebersihan udara dapat dicapai. Memang agak sulit untuk
berhenti meokok tetapi tidak ada upaya yang sia-sia. Berikut tips yang mungkin
bisa digunakan :
a.
Mulai dengan mengurangi merokok
Jumlah rokok
yang dihisap berangsur-angsur dikurangi setiap hari sampai pada suatu hari tidak
merokok sama sekali.
b.
Menunda untuk merokok
Menunda beberapa
menit, jam dan hari untuk menghisap rokok. Misalnya setiap habis makan selalu
menghisap rokok makan kebiasaan tersebut diundur waktunya sampai pada kondisi tanpa merokok sama sekali dalam satu
hari dan seterusnya satu bulan, satu tahun dan sampai tidak menghisap sama
sekali.
c.
Berhenti seketika
Berhenti
seketika memang teramat sulit, biasanya memerlukan bantuan medis untuk
mengurangi ketergantungan.
Apapun cara yang akan ditempuh
dalam mengurangi rokok, modal utamanya adalah kemauan (motivasi) dan kesadaran
yang kuat dari masing-masing individu. Jadi kesimpulan akhir adalah berniatlah
dengan sungguh-sungguh dari hati kemudaian laksanakan dengan perbuatan,
pertahankan keberhasilan yang telah dicapai dan puncaknya adalah tinggal
menikmati kesehatan yang didapatkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar