Air susu ibu (ASI) adalah salah
satu dari beribu-ribu anugerah terindah yang diberikan Tuhan kepada para ibu
dan dirasakan oleh bayi. Dengan ASI bayi
dapat tumbuh dan berkembang dengan optimal, apalagi jika pemberian ASI sampai 2
tahun. Reflek pertama-tama bayi baru lahir adalah reflek menghisap (rooting reflek) belum mempunyai
kemampuan untuk mengunyah, jadi bayi hanya bisa mengonsumsi makanan cair saja.
Jika dibandingkan dengan makanan
cair lain, ASI paling cocok untuk bayi.
Disamping bentuknya, komposisi ASI adalah makanan yang aman dan mengandung
ketercukupan gizi bagi bayi. Salah satu zat gizi penting yang terkandung dalam
ASI adalah DHA (dacosahexaenoic), zat
ini merupakan perpaduan dua molekul asam lemak essensial tak jenuh yaitu asam
lenoleat dan alfa asam lenoleat. DHA ini salah satu fungsinya adalah membantu
pertumbuhan system syaraf bayi. Disamping itu didalam ASI juga berisi lactobacillus bifidus yang merupakan
flora normal usus dan merangsangsang imunitas terhadap diare dan infeksi
saluran pernafasan. Menurut penelitian yang dilakukan olh Anderson tahun 1999
bayi yang diberikan ASI cenderung mempunyai IQ (Intelligence Quotient) yang lebih baik. Selain zat-zat tersebut ASI
juga mengandung beberapa gizi antara laian : energy (67 Kcal), total solid
(12,4 g), protein (1,2 g), rasio kosein : whey (1 : 1,5), lactose (7,0 g),
lemak (3,8 g), vitamin A (53 ug), karoten (27 ug), vitamin D (0,01 ug), Vitamin
C (4,30 mg), dan masih banyak kandungan gizi lainnya.
Saat ini bayi baru lahir harus
segera mungkin disusukan kepada ibunya, tindakan ini biasa disebut dengan
tindakan inisiasi menyusui dini (IMD). Hal ini dimaksudkan agar bayi segera
mendapatkan kolostrum. Kolostrum adalah Air berwarna putih kekuningan yang
keluar pertama kali dari kelenjar susu (mammary
gland). Cairan kolostrum tidak banyak dan hanya didapat dalam waktu yang
tidak lama, namun cairan ini begitu penting bagi kesehatan bayi saat itu dan
kelak dikemudian hari. Kolustrum lebih unggul dari ASI berikutnya, karena
mengandung lebih banyak protein, enzim lisozim, laktoperosidase, lactobaccilus
bifidus, antioksidan dan immunoglobulin terutama immunoglobulin A yang berperan
dalam sistem imunitas bayi.
Bayi umur 0-6 bulan hanya boleh
diberikan ASI saja tanpa diberikan makanan tambahan lain (ASI Eksklusif),
karena kandungan gizi ASI adalah yang paling pas untuk bayi. Alasan lain
pemberian ASI eksklusif adalah umur 0-6 bulan saluran pencernaan bayi belum
siap melakukan fungsinya untuk proses pengolahan makanan selain ASI, bentuk dan
komposisi yang mampu diterima dengan baik saluran penceraan adalah ASI. Faktanya
bayi yang diberikan ASI eksklusif saja jauh lebih tahan terhadap penyakit
sehingga jumlah kematiannya juga dapat ditekan.
Pemerintah maupun pihak swasta
sudah berupaya untuk mendorong ibu memberikan ASI kepada bayinya. Upaya
tersebut melalui berbagai bentuk misalnya : promosi ASI eksklusif, pendidikan
ASI secara formal, rumah sakit saying ibu dan bayi (RSSIB), program ASI di
perusahaan atau tempat kerja dan lain-lain. Namun dari sekian upaya yang telah
dilakukan masih banyak ibu yang belum menyukan ASI kepada bayinya, atau
jikalaupun sudah memberikan ASI tetapi waktu pemberiannya tidak sampai 2 tahun
penuh. Bahkan angka bayi yang mendapatkan ASI Eksklusif menurut Riset Kesehatan
Dasar tahun 2010 hanya 15,3 persen.
Beberapa yang menjadi penyebab hambatan
dalam menyusui adalah : ibu tidak langsung menyusui karen masih lelah sehabis
melahirkan, ibu akan segera mulai bekerja atau bersosialisasi, banyak ibu
terutama ibu muda yang menginginkan tubuhnya cepat pulih kembali setelah hamil,
munculnya kehawatiran ibu tak mampu menyusui (psikologis), terjadinya penyakit
(misalnya : mastistis, sepsis dan lain-lain), tingkat pendidikan yang rendah,
faktor sosial ekonomi, kepercayaan yang tinggi terhadap susu. Faktor penghambat
itu saat ini masih begitu melekat di masyarakat mulai dari sosial ekonomi
rendah sampai tingkat sosial ekonomi tinggi.
Upaya-upaya memang harus terus
dilakukan untuk keberhasilan program pemberian ASI ini. Selama ini sudah dibuat
regulasi dari pemerintah dengan dukungan komitmen global, namun upaya ini juga
harus ditunjang dengan komitmen yang tinggi untuk :
- Peningkatan pengetahuan bagi masyarakat melalui promosi kesehatan mengenai ASI harus ditingkatkan pada semua lapisan masyarakat terutama pada calon ibu dan ibu muda.
- Meluruskan informasi susu formula yang berdedar di masyarakat agar masyarakat mengerti keunggulan ASI.
- Mengikutsertakan semua kalangan masyarakat (praktisi kesehatan, nonkesehatan, tokoh masyarakat, tokoh agama, kelompok-kelompok masyarakat dan semua pelaku kehidupan), artinya bahwa semua orang diberdayakan agar semua ibu mampu dan mau menyusui bayi nya.
- Meningkatkan derajat kesehatan calon ibu, ibu hamil dan melahirkan agar ASI lancar dan mampu memenuhi kebutuhan nutrisi bayi.
- Upaya yang juga penting adalah pembentukan dan penguatan kesadaran dari semua masyarakat akan pentingnya ASI.
Anugrah yang diberikan oleh Tuhan, tanpa membeli dan tanpa
bersusah payah untuk memperolehnya kenapa harus disia-siakan?.
Manusia sehat dan cerdas berawal dari bayi yang menyusu ASI.
And special for my mother…. Thanks for your breast feeding……
Tidak ada komentar:
Posting Komentar