Sabtu, 12 Januari 2013

Selamat Datang Musim hujan, Selamat Datang Musim Penyakit


SELAMAT DATANG MUSIM HUJAN, SELAMAT DATANG MUSIM PENYAKIT

Indonesia mempunyai iklim tropik basah yang dipengaruhi oleh angin mosun barat dan mosun timur, dengan suhu yang sangat bervariasi. sedang musim terdiri dari musim hujan dan kemarau, pada beberapa tempat dikenal juga musim pancaroba yaitu musim peralihan dari kedua musim tersebut. Curah hujan di Indonesia sangat variatif namun curah rata-rata adalah 1.600 milimeter dalam satu tahun.

Hujan banyak memberi manfaat bagi manusia dan makhluk hidup lainnya, diantaranya hujan sangat berperan dalam mempertahan kelembapan suhu udara, mempertahan keseimbangan ekosistem terutama mempertahankan jumlah air di bumi, memenuhi pengairan sawah, mengganti air di sungai dan waduk yang hilang akibat kemarau  dan memberikan nutrisi bagi tumbuhan dan hewan.   

Namun karena ulah manusia, menyebabkan hujan mendatangkan beberapa masalah bagi kelangsungan hidup makhluk hidup. Hujan yang lebat dan berlangsung lama ditambah berkurangnya area resapan air di bumi menyebabkan perubahan suhu yang ekstrim, Banjir, tanah longsor,  merusak akses (jalan) dan dapat menyebabkan kerusakan produksi tanaman. Efek yang ditimbulkan akibat hal-hal tersebut  adalah menurunnya penghasilan dan berdampak pada perekonomian secara global.

Namun dari sekian rentetan kejadian tersebut, efek yang paling besar dan langsung dirasakan oleh manusia pada musim hujan adalah munculnya beberapa penyakit. Mulai dari penyakit yang sifatnya ringan dan mudah ditangani sampai penyakit yang serius dan merupakan penyebab  wabah. 

Demam berdarah dengue (DBD) adalah fenomena yang paling sering terjadi pada musim hujan, penyakit ini selalu meningkat signifikan jumlahnya jika dibandingkan dengan musim kemarau. Hal ini disebabkan karena nyamuk aedes aegypti atau aedes albopictus pembawa virus dengue paling senang dengan suhu 16 - 28C dan suhu ini biasanya terjadi pada musim hujan. Gejala yang ditimbulkan berupa demam tinggi, sakit kepala, nyeri dibelakang mata, nyeri pada tulang dan sendi, mual dan muntah  kemudian disertai dengan penurunan sel darah putih (leucopenia), penurunan keping darah atau trombosit (trombositopenia) bahkan sering kali disertai dengan multiperdarahan semacam gusi berdarah, mimisan, kencing darah (hematuria), peradarahan dibawah kulit (petechiae) dan perdarahan2 lainnya. Pada kedaan lanjut seringkali disertai dengan pembesaran hati dan kegagalan sistem sirkulasi darah, keadaan demikian dinamakan demam berdarah dengue. Apabila tidak tertangani menyebabkan keadaan syok dimana terjadi kebocoran pembuluh darah, perdarahan parah dan kemudian tekanan darah akan menurun. Kondisi syok ini yang berpotensi menyebabkan kematian.

Penyakit water born diseases, dimana penularannnya melalui air yang terkontaminasi oleh kuman dan kemudian masuk kedalam tubuh manusia juga akan meningkat, misalnya diare. Bahkan penyakit ini berpotensi untuk menjadi wabah terutama pada daerah yang dilanda banjir. Banyak masyarakat yang menggunkan air hujan baik dalam keadaan banjir maupun tidak untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, seperti mandi, mencuci pakaian, mencuci peralatan makan, hal seperti ini menjadi media masuknya kuman kedalam tubuh manusia. Diare ini mungkin hanya sekedar letusan kejadian saja saat hujan (banjir), endemis atau dapat menjadi wabah apabila penanganan sanitasi dan penyediaan air bersih tidak mencukupi.

Beberapa kasus leptospirosis muncul pada beberapa daerah yang mengalami banjir, hal ini terjadi karena kotoran yang dikeluarkan oleh binatang vektor (tikus, babi dan binatang pengerat lain). Penyakit ini desebabkan oleh bakteri Leptospira sp yang dapat bertahan berbulan-bulan didalam ginjal binatang, dan akan dikeluarkan melalui urin. Bakteri yang keluar tersebut akan terbawa oleh aliran air dan akan masuk kedalam tubuh manusia. 

Insfeksi saluran pernafasan akut (ISPA) juga kemungkinan dapat meningkat terutama pada permukiman yang padat penduduknya. Sebenarnya penyakit ini penyebaranya melalui udara (air borne), tetapi  pada kenyataannya penyakit ini mengalami peningkatan saat musim hujan, hal ini lebih disebabkan karena buruknya ventilasi perumahan, lembabnya suhu oleh karena musim hujan dan menurunnya status gizi sehingga kuman mudah masuk kedalam tubuh manusia. Usia yang rentan terkena adalah balita dan masyarakat dengan golongan ekonomi rendah. 

Penyakit kulit juga banyak terjadi saat musim hujan, mudahnya penularan penyakit ini Karena buruknya hygiene dan sanitasi lingkungan. Penyakit kulit ini dapat berupa jamur, scabies, alergi atau infeksi oleh karena parasit lainnya. Penyakit yang biasanya menyerang segala umur ini terjadi karena sentuhan langsung kulit dengan air yang sudah terkontaminasi oleh mikroorganisme.  

Influenza juga tidak jarang terjadi pada musim hujan, baik influenza dari golongan virus flu biasa sampai pada golongan yang berbahaya semacam H1N1 atau H5N1, H5N2 dan seterusnya. Untuk golongan virus H1 dan H5 memang bersifat zoonosis atau ditularkan dari binatang, tetapi akhir-akhir ini banyak sekali binatang yang terkena flu ini saat musim hujan. Banyaknya kematian unggas dan sebangsanya, diperkirakan karena adanya migrasi burung pembawa virus flu dari luar wilayah saat musim hujan. 

Ternyata masih banyak pekerjan yang harus kita selesaikan bersama dalam upaya penanggulangan masalah akibat musim hujan. Tentunya peran serta aktif masyarakat sendiri merupakan pondasi keberhasilan. Tindakan-tindakan yang dapat membahayakan keselamatan manusia hendaknya tidak dilakukan. Komitmen ini harus dibangun secara kuat agar masyarakat secara aktif melaksankan “kewajiban hidup” nya yakni menjaga keseimbangan ekosistem alam secara terus menerus, mengingat bencana yang terjadi adalah akibat akumulasi atau penumpukan perbuatan manusia yang menyebabkan kerusakan alam dalam jangka waktu lama.

Pemerintah melalui dinas terkait agar mempertahankan atau bahkan meningkatkan program kerja yang telah dilaksanakan. Pelaksanaan surveylans pra dan pascamusim hujan, penanganan bencana secara terintegrasi, penyediaan air bersih, pengelolaan sanitasi lingkungan dan penguatan sarana pelayanan kesehatan dasar dan rujukan perlu ditingkatkan.

Penebangan hutan secara liar agar segera diberhentikan, hutan yang telah gundul dilakukan penanaman kembali (rebosiasi). Pembangunan-pembangunan gedung dan perumahan hendaknya benar-benar diawasi dan disesuaikan dengan peruntukannya sesuai dengan tata kota yang dibuat. Bahkan di perkotaan harusnya sudah dibuat area khusus sebagai resapan air dengan penanaman pohon-pohon perdu. Hal ini juga dimakudkan untuk menjaga stabilitas suhu di perkotaan.

Hal yang sangat urgen perlu dilaksanakan adalah adanya penelolaan sampah dengan aman, dimulai dari tempat penyediaan tempat sampah pertama, pengangkutan sampai pada tempat pembuangan akhir (TPA). Kendala di Indonesia saat ini adalah akhir pengelolaan sampah adalah di TPA, sehingga mengakibatkan pembentukan sampah yang menggunung. Padahal masih ada proses setelah sampah sampai ke TPA, yaitu bagaimana cara mengeliminir sampah tersebut. Beberapa cara yang dapat diupayakan adalah menciptakan alat yang bisa dipakai untuk memusnahkan sampah (insenerator) yang aman bagi lingkungan, lebig menggalakkan penggunaan kembali sampah yang masih bisa dipakai sebagai bahan baku pembuatan barang yang bisa digunakan kembali oleh manusia (re-use), peningkatan pengelolaan sampah organik menjadi produk lain yang berguna, meminimalisasi penggunaan sampah anorganik dalam kehidupan sehari-hari misalnya plastik atau bahan yang sulit untuk dimusnahkan lainnya.

Selain hal-hal diatas tentunya yang sangat dibutuhkan adalah kesadaran masyarakat untuk melakukan kebiasaan hidup sehat. Tanpa kesadaran tinggi dari masyarakat segala sesuatu yang telah dilaksanakan tidak akan berarti. Kesadaran masyarakat akan membentuk kemandirian dalam meningkatkan hidup sehat sehingga mengurangi tingkat ketergantungan kepada pihak-pihak tertentu.

Harapan besar agar masyarakat mampu hidup sehat sejahtera, sehingga jargon dalam judul akan berganti “musim hujan datang, penyakit hilang dan masyarakat senang”  

                                                                                        ----Diambil dari beberapa sumber-----

Tidak ada komentar: