Mudik sepertinya sudah merupakan
kewajiban bagi masyarakat di tanah air. Menjelang berakhirnya Bulan Ramadhan,
belakangan budaya ini tumbuh semakin menjamur. Bisanya masyarakat yang tinggal di
perkotaan berbondong-bondong untuk melakukan perjalan, baik perjalanan jauh
maupun dekat menuju beberapa daerah di Indonesia.
Banyaknya
masyarakat yang berpindah tempat tersebut akan memengaruhi kebiasaan hidup
terhadap masyarakat yang didatangi. Dampak yang mengalami perubahan antara lain
meningkatnya jumlah transaksi ekonomi yang terjadi di kota-kota kecil
menyebabkan peredaran uang di wilayah tersebut tinggi, sehingga menambah
pendapatan masyarakat setempat.
Pengaruh
lain yang timbul akibat peristiwa besar
ini adalah adanya beberapa perpindahan pengetahuan kesehatan, teknologi dan
pengetahuan modern lainnya dari masyarakat kota besar, sehingga masyarakat
setempat mendapat pengetahuan baru yang sebelumnya tidak pernah didapat. Bahkan
kemungkinan informasi-informasi baru yang sulit diadapat masyarakat di daerah
dapat dengan mudah diperoleh dari kaum urban dari kota.
Namun
demikian perlu kewaspadaan yang tinggi akan pengaruh negatif yang sering
timbul. Beberapa pengaruh negatif ini justru lebih mudah diadopsi oleh
masyarakat setempat. Hal ini dikarenakan kebanyakan kaum urban yang datang dari
kota dianggap sebagai golongan yang mempunyai pengetahuan modern dan mempunyai
tingkat ekonomi sosial yang lebih tinggi, sehingga tingkat kepercayaan
masyarakat setempat juga tinggi. Keadaan ini membutuhkan perhatian khusus dari
beberapa pihak dan memerlukan kewaspadaan dini dari masyarakat untuk menangkalnya.
Kewaspadaan
tingkat tinggi yang pertama-tama harus dilakukan adalah pengaruh informasi
keliru tentang narkotika dan zat adiktif lainnya termasuk kebiasaan terhadap penggunaan
obat-obatan terlarang. Obat terlarang yang biasanya digunakan oleh “pengguna”
di kota besar dapat diperoleh dengan mudah dari kaum urban yang datang dari
kota ke daerah. Sekali seseorang mencoba menggunakan obat ilegal ini
pengaruhnya akan dirasakan sepanjang hidupnya yang berakibat menurunkan
kualitas hidup penggunanya.
Berikutnya
adalah pola hidup tidak sehat yang dilakukan selama hidup di kota kemudian
dibawa ke kampung halamannya. Tidak semua kebiasan di kota perlu dicontoh dan
ditiru. Kehidupan di kota besar sangat sulit, karena tingginya sifat
individualis masyarakatnya, banyaknya perkampungan kumuh, banyakya pengaruh
kaum urban dari daerah dan kebiasaan yang berbeda dan mudahnya akses informasi negatif yang
didapat sehingga masyarakat seperti ini cenderung untuk bertindak sembrono
dalam kehidupan sehari-hari. Kebiasaan membuang sampah bukan pada tempatnya,
merokok, minum minuman yang mengandung alkohol, begadang sampai malam, serta
mengonsumsi makanan yang tidak sehat merupakan beberapa contoh kebiasaan yang
harus dihindari.
Beberapa
penyakit menular yang diderita juga akan dibawa serta bersama tubuh mereka. Penyakit
yang biasa dibawa diantaranya adalah Tuberculosis, HIV/AIDS, hepatitis, diare dan
lain-lain. Penyakit tersebut didapat oleh karena kebiasaan “sembrono” tadi,
sehingga kuman mudah masuk kedalam tubuh dan menginfeksi organ tubuh.
Penyakit
tersebut sangat mudah menular dari orang ke orang, tetapi dapat dicegah
penularannya dengan tata cara yang benar yaitu dengan kewaspadaan dini.
HIV/AIDS dicegah dengan selalu melakukan hubungan seksual dengan pasangan saja,
penularan tuberculosis di cegah dengan kebiasaan memakai masker bagi penderita
dan orang-orang didekatnya, diare dan hepatitis di dicegah dengan kebiasaan
hidup bersih dan tentunya mengonsumsi makanan yang bergizi dan seimbang.
Kaum
urban yang mudik perlu kita sambut untuk memriahkan momentum sakral tahunan
ini, bukan untuk dihindari dan dipinggirkan. Namun perlu penyambutan dengan
penuh etika dan kesadaran diri dengan menggunakan kearifan lokal untuk
menangkal pengaruh negatif yang dapat menimbulkan potensi wabah bagi
kelangsungan hidup setelah prosesi mudik selesai.
Selamat
Hari Raya Idul Fitri 1434 H mohon maaf lahir dan batin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar