Sabtu, 07 September 2013

STOP DIFTERI

Latar Belakang

Akhir-akhir ini beberapa wilayah di Jawa Timur, muncul penyakit yang sudah lama hilang (tidak ditemukan/ tidak dilaporkan) atau biasa di sebut sebagai reemerging disease. Penyakit yang menjadi fenomena negatif tersebut adalah difteri. Sebuah penyakit toksik akut dan sangat menular yang disebabkan oleh corynebacterium diphteriae. Tanda yang umumnya ditemukan adalah munculnya pseudomembran asimetrik berwarna keabu-abuan yang dikelilingi oleh daerah inflamasipada kulit dan/ atau mukosa dan pada kasus berat muncul bullneck yaitu adanya oedema dan membengkaknya pada leher.

Kejadian di Provinsi Jawa Timur mulai meningkat pada tahun 2005 dan terus meningkat tiap tahunnya. Sejak tahun 1990an kasus ini masih ditemukan di Jawa Timur, tetapi dapat dipotong di tahun 1995 dengan tidak ada kejadian sama sekali. Setelah periode tersebut ditemukan dengan jumlah yang tidak terlalu signifikan peningkatannya. Pada tahun 2005 kenaikan mulai tinggi yaitu terdapat 52 kasus dengan 16 kematian, kondisi ini terus memburuk dengan adanya kenaikan kasus dan kematian setiap tahunnya, bahkan pada tahun 2012 dari 955 kasus difteri, terdapat kematian sebanyak 37 orang. Kelompok umur penderita sangat beragam, pada awalnya masih ditemukan kasus pada umur dibawah 15 tahun. Namun pada periode tahun 2013 kasus yang ditemukan pada umur diatas 15 tahun meningkat, hal ini dimungkinkan Karena sasaran imunisasi yang menjadi kebijakan Provinsi Jawa Timur adalah usia sampai 15 tahun saja sehingga kelompk umur diatas 15 tahun yang tidak mendapatkan imunisasi mudah tertular.

Penularannya dengan cara droplet (percikan kuman melalui udara), kemudian kuman masuk melalui hidung atau mulut. Kuman akan menetap pada permukaan saluran napas, terkadang pada mukosa mata dan genital. Setelah masa tunas 2-4 hari strain lysogenized menghasilkan toxin (racun). Gejala yang muncul oleh karena kuman ini adalah muncul demam yang tidak terlalu tinggi (± 38⁰ C), nyeri untuk menelan, tenggorokan sakit, membesarnya/ melunaknya kelenjar limfe dan pada akhirnya terjadi penyumbatan jalan nafas. Masa penularan sangat beragam, tetapi tetap menular walaupun bakteri pada lesi sudah hilang sampai ± 2 minggu. Bahkan orang yang mengidap tetapi tidak sakit (carrier cronis) dapat menularkan penyakit sampai 6 bulan.
Penyakit ini sangat berbahaya karena dapat menimbulkan komplikasi yang sangat beragam diantaranya sumbatan jalan nafas, myocarditis (radang otot jantung), paralysa nerva cranialis (kelumpuhan syaraf pusat), akut kidney injury (perlukaan ginjal yang akut), paralisa nerve perifer (kelumpuhan syaraf tepi) bahkan sampai endokarditis, arthtritis, osteomyelitis.

Untuk menegakkan diagnose difteri ini ada beberapa batasan yang perlu diperhatikan yaitu kasus probable (kasus dengan gejala dan tanda difteri) dilakukan pemeriksaan usap hidung, tenggorok, ulcus kulit, jaringan, conjunctiva, telinga atau vagina dengan hasil positif corynebacterium diphteriae yang toxygenic, atau serum antitoxin meningkat empat kali lipat atau lebih (yang diperoleh dari pemeriksaan sampel sebelum pemberian toxoid difteri atau antitoxin). 

Penanganan dan Pencegahan

Kebijakan yang ditetapkan oleh pemerintah adalah secepatnya dilakukan tindakan penanggulangan untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian pada semua kasus difteri baik suspek, probable maupun konfirm. Strategi yang diharapkan untuk diterapkan adalah dilakukan penyelidikan epideiologi ketat pada kejadian difteri, peningkatan kekuatan surveylans epidemiologi difteri, dilakukannya pencegahan kematian akibat difteri melalui penemuan dan penatalaksanaan kasus secara dini, kesiapan rumah sakit baik dari sarana, prasarana, peralatan, ketrampilan dan pengetahuan sumber daya manusia, penguatan sistem rujukan, penghentian transmisi dengan cara pemberian prophilaxis terhadap kontak dan pemberian imunisasi pada kelompok berisiko, pemeriksaan dan memeriksakan specimen usap hidung, tenggorok, penderita serta orang yang kontak erat dengan penderita. Sejak Jawa Timur ditetapkan mengalami wabah difteri pada akhir 2012, maka diadakan tindakan pencegahan dengan program Sub Pekan imunisasi Nasional (Sub PIN) pada tahun 2013, dan akan dilakukan dalam tiga kali Sub PIN.

Penting diperhatikan bahwa pencegahan lebih baik dari pada mengobati, jadi kita harus selalu waspada dengan kemungkinan terjadinya penularan. Tindakan kewaspadaan standar jauh lebih baik untuk dilakukan, yaitu isolasi kasus difteri, pemakaian alat pelindung diri (masker, sarung tangan dan alat pelindung diri lainnya), menjaga kebersihan lingkungan, melakukan cuci tangan sebelum dan setelah kontak dengan barang, orang dan lingkungan. Sebenarnya sudah sejak dahulu manusia telah diingatkan oleh Nabi Muhammad SAW melalui hadistnya yang diriwayatkan oleh Al Hakim, ingatlah lima perkara sebelum dating lima perkara sehat sebelum sakit, muda sebelum tua, kaya sebelum miskin, lapang sebelum sempit dan hidup sebelum mati.




Jumat, 30 Agustus 2013

RESISTENSI ANTIMIKROBA

Kematian akibat infeksi saluran napas akut, diare, AIDS, malaria dan tuberculosis mencapai lebih dari 85% kematian yang terjadi di seluruh dunia. Resistensi beberapa kuman pathogen terhadap obat golongan lini pertama berkisar antara nol sampai 100%. Hal sama terjadi pada golongan lini kedua dan ketiga yang sudah mulai menunjukkan peningkatan kejadian resistensi. Hal ini menyebabkan beban global yang signifikan dari hospital-acquired infections, mulai munculnya resistensi antiviral, meningkatnya kelalaian penggunaan obat pada beberapa penyakit yang disebabkan oleh parasit.

Sebenarnya resistensi bukanlah hal baru, tetapi saat ini mulai menjadi masalah yang serius di dunia ilmu pengetahuan karena dapat mempengaruhi hasil pengobatan. Semenjak ditemukannya atimokroba pada tahun 1950an, sampai tahun 1980an antimikroba masih dipercaya dapat membunuh kuman pathogen. Namun masalah yang terjadi akhir-akhir ini adalah semakin bertambahnya jenis antimikroba tetapi tidak disertai dengan kesadaran dan penanganan yang serius terjadinya resistensi kuman patogen terhadap antimikroba tersebut.

Beberapa dampak yang ditimbulkan oleh kejadian resistensi ini adalah tidak efektifnya program pengobatan yang berdampak pada kualitas hidup seseorang, selain itu akan berakibat membengkaknya biaya yang harus dekuarkan untuk pengobatan, dampak lebih lanjut akan terjadi gangguan terhadap stabilitas dan keamanan global.  


Kondisi yang terjadi saat ini adalah penggunaan yang berlebihan dari beberapa jenis antimikroba untuk mengobati infeksi kecil atau ketidaktepatan penggunaan antimikroba dalam pengobatan yang menyebabkan pengeluaran finansial yang berlebih sampai tahap penyembuhan. Sejatinya resistensi ini berdampak munculnya isu social, ekonomi bahkan anggapan negative terhadap pelayanan rumah sakit. Sudah saatnya pembuat regulasi kesehatan, pekerja kesehatan (dokter, apoteker, perawat), pabrik obat dan masyarakat sebagai pengguna sadar dan menata kembali penggunaan antimikroba ditinjau dari perspektife kesehatan.

Strategi global WHO terkait tantangan resistensi antimikroba adalah menyediakan intervensi kerangka kerja untuk memperlambat dan menurunkan penyebaran resistensi antimokroba adalah : mengurangi beban penyakit dan penyebaran infeksi, meningkatkan akses ketepatan antimikroba, meningkatkan penggunan antimikroba, penguatan sistem kesehatan dan kemampuan surveylans, percepatan regulasi dan legislasi, menganjurkan pengembangan ketepatan obat dan vaksin baru.

(Diambil dari beberapa sumber terutama WHO Global Strategy for Containment of Antimicroba Resistance)

Jumat, 23 Agustus 2013

Kesehatan Kerja Informal

Sebagai negara yang sedang berkembang, Indonesia berupaya untuk mengikuti arus globalisasi dunia agar dapat menjadi bangsa yang lebih maju. Konsekwensi yang didapat salah satunya adalah masyarakatnya berupaya lebih keras untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sehingga kelangsungan hidupnya dapat terjaga. Untuk mencukupi kebutuhan hidup ini maka masyarakat dituntut untuk melakukan aktifitas agar mendapatkan upah atau imbalan. Aktifitas inilah yang dinamakan aktifitas bekerja.

Orang yang bekerja kemudian disebut sebagai pekerja. Pada umumnya pekerja dibagi bagi menjadi dua yaitu sektor informal  dan formal. Masyarakat yang bekerja sendiri, berusaha sendiri dibantu buruh tidak tetap 9buruh tidak berbayar), pekerja bebas dan pekerja keluarga yang tak berbayar adalah pekerja sektor informal. Biasanya pekerja informal bekerja dengan mengandalkan kekuatan fisik. Di Indonesia biasanya mereka yang berkecimpung pada bidang pertanian, kehutanan, perburuan, perikanan, tenaga produksi, pedagang, penarik becak, kuli angkut dan pekerja kasar lainnya bahkan sampai pengamen dan anak jalanan. Sedangkan masyarakat yang bekerja di perkantoran dan pengusaha dengan buruh tetap atau karyawan kemudian dinamakan sebagai pekerja formal.

Untuk memudahkan cara membedakan pekerja formal dan informal, menurut ILO (2002) terdapat beberapa ciri khusus pekerja sektor informal yaitu bekerja pada diri sendiri, unit usaha berskala kecil, pekerja bekerja secara intensif dengan alat seadanya, menggunakan bahan murah atau bahan-bahan yang telah menjadi sampah,kualitas pekerjaan sering terstandar rendah , jam dan gaji tidak teratur,harga sangat jarang harga pas atau berlaku tawar menawar, pekerjaan sering dilakukan di rumah dan di jalan, jarang mendapat bantuan dari pemerintah, sering tidak berbadan hukum, banyak pekerja berjenis kelamin perempuan dan anak-anak. Sedang distribusi pekerjaan di jalan-jalan maupun kios-kios kecil, transportasi local, industri berskala kecil seperti kayu, logam, tekstil, kerajinan, pekerjaan jasa, penjual makanan, pakaian dan buah-buahan.

Jika di negara maju perbandingan pekerja formal lebih tinggi dibandingkan dengan sektor informal, lain hal nya dengan Indonesia yang pekerja informalnya jauh diatas sektor formal. Menurut Survey Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) pada tahun 2008 pekerja perempuan di sektor formal adalah 34.08% sedangkan sektor informal 65.92%, pekerja laki-laki disektor formal sebanyak 26.46% dan informal 73.54%. Dengan perbandingan yang tidak jauh berubah dari tahun 2008 menurut Badan Pengelola Statistik (BPS) jumlah masyarakat yang bekerja tahun 2011 adalah 111,3 juta orang, jumlah ini meningkat 3,9 juta dibandingkan dengan Februari 2010.

Urusan kesehatan, pencegahan kecelakaan dan penyakit di sektor formal sudah lebih terkoordinasi dengan baik, adanya program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di perusahaan dan perkantoran pemerintah serta dijaminnya pelayanan kesehatan oleh beberapa asuransi membuat sektor formal lebih terjamin kesehatannya disbanding sektor informal. Tetapi sektor informal masih butuh pengelolaan masalah kesehatan oleh pihak-pihak berwenang. Saat ini pihak yang yang seharusnya memperhatikan sektor ini masih enggan untuk menjamah, seandainya ada beberapa bidang pemerintahan yang sudah berupaya untuk mengelola namun hasilnya masih minimal dirasakan oleh masyarakat luas.

Negara sudah mengamanatkan melalui UUD 1945 Psal 28 H ayat (1) bahwa setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan. Hal ini diperinci oleh Undang-Undang No.36 tahun 2009 tentang Kesehatan Bab XII Kesehatan Kerja pasal 164 ayat (2) menyebutkan bahwa Upaya Kesehatan Kerja meliputi pekerja sektor formal dan informal.

Terlepas dari siapa yang lebih bertanggung jawab untuk memikul tugas ini, ada  beberapa faktor yang membuat optimistis beberapa pihak. Sudah dibentuknya regulasi dibidang kesehatan kerja, semakin tersebar nya jaringan pelayanan kesehatan, munculnya beberapa sumber dana sebagai dukungan kegiatan dan mulainya pembinaan yang terstruktur dan berjenjang. Beberapa uapa juga dapat dilaksanakan karena adanya peluang antara lain adanya dukungan dari pemerintah dan swasta, banyaknya lintas sektor yang terlibat dan dukungan kredit usaha mikro.

Namun demikian masih terdapat kelemahan yang muncul, yaitu lemahnya sosialisasi dan advokasi, terbatasnya sumber daya manusia yang sanggup bertindak sebagai volunteer upaya kesehatan pekerja informal, dan tentunya alas an klasik yang sering menjadi hambatan negeri ini yaitu kurangnya dana untuk operasional.

Jika semua masyarakat terus berpangku tangan menunggu keajaiban dating, maka kesehatan pekerja informal tentunya tidak akan tercapai. Pemerintah sebagai pemegang otoritas dan penanggung jawab utama hendaknya sudah membuat kebijakan terkait pengaturan pelayanan kesehatan sektor informal, kerja sama dan saling bahu-membahu lintas sektor menuju tercapainya kesehatan sektor informal yang optimal, Mulai dari Kementerian Dalam Negeri, Keuangan, Kesehatan, Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Koperasi dan UKM, Perindustrian, Pertanian, Kelautan dan Perikanan, Kehutanan, ESDM, Sosial, Perhubungan sampai Bappenas harus duduk bersama untuk membicarakan jalan terbaik mengelola kesehatan masyarakat yang berada di sektor informal. Tidak akan mungkin berhasil dengan baik jika kelembagaan dan kementerian berjalan dengan arah yang berbeda-beda. Selanjutnya pemerintah provinsi dan kabupaten/ kota juga harus bertindak melaksanakan tugas dekonsentrasi serta menyaipakan regulasi pelaksanaannya.

Sebagai teknik pelaksanaanya kelompok kerja informal harus dilakukan identifikasi di suatu wilayah , pemetaan , pembentukan wadah dan tentunya pengembangan upaya pemberdayaan masyarakat melalui pembinaan yang konsisten, persisten dan kontinyu.


(Diambil dari berbagai sumber)

Sabtu, 10 Agustus 2013

DIET BIJAK MENJELANG DAN PASCA HARI FITRI

Mayoritas penduduk Indonesia adalah muslim yang saat ini sedang menjalani kewajiban menjalankan ibadah puasa di Bulan Ramadhan. Perlu pengaturan makanan agar selama menjalankan ibadah tetap sehat dan mendapat kesehatan yang optimal setelah prosesi ibadah selesai. Apabila pengelolaan diet selama dan sesudah Ramadhan dilakukan dengan sembarangan maka bukan kesehatan yang didapat tetapi justru penyakit yang akan diderita. Selama satu buln umat muslim salng berlomba untuk mendapatkan pahala sebanyak-banyaknya, karena Bulan Ramadhan adalah bulan yang penuk berkah dan ampunan. Selama 24 jam dalam satu hari kegiatan yang mebutuhkan aktifitas fisik dan mental terus dijalani.

Dalam menunjang kegiatan tersebut diperlukan kondisi fisik dan psikis yang baik. Agar seluruh ibadah berjalan dengan sempurna dan kondisi fisik serta psikis yang optimal dapat diperoleh seperti maksud dari seluruh ibadah di Bulan Ramadhan, maka diperlukan manajemen pola hisup yang benar, termasuk pengaturan pola diet. Selama sebelas bulan dalam satu tahun kaum muslim dibiasakan untuk makan dan minum pada siang hari, berbeda dengan satu bulan khusus ini, karena dalam bulan ini kaum muslim melakukan aktifitas makan dan minum pada malam hari. Disinilah perlunya kepintaran dalam mengatur jenis, waktu dan komposisi makanan yang di konsumsi.

Sebenanya tidak ada perlakuan khusus dalam pengaturan diet bagi mereka yang sudah terbiasa menjalankan pola diet dengan benar. Hanya mengubah waktu makan yang biasanya dilakukan pada siang hari di ubah menjadi malam hari, namun demikian ada beberapa hal yang perlu diperhatikan antara lain :
  1. Komposisi makanan yang dikonsumsi seimbang antara karbohidrat, protein, mineral, vitamin dan zat gizi lainnya
  2. Ketercukupan serat dalam makanan sangat penting untuk membantu peristaltik usus dalam melakukan gerakan pasasi menuju rectum agar terhindar dari kondisi konstipasi atau sembelit
  3. Asupan cairan yang cukup untuk menunjang kera ginjal dan saluran kemih serta menjaga keseimbangan cairan elektrolit dan menghindari dehydrasi. Perlu juga diingat untuk menghindari minuman yang bersoda pada saat sahur dan buka
  4. Diupayakan untuk selalu melengkapi menu makan besar dengan buah-buahan segar
  5. Waktu makan yang direkomendasikan adalah dua sampai tiga kali (berbuka, sehabis tarawih dan saat sahur)dengan porsi cukup diselingi dengan senack atau makanan ringan
  6. Menghindari makanan yang mengandung pengawet bukan untuk makanan, tinggi minyak dan beberapa makanan yang menyebabkan rasa haus di siang hari
  7. Pada kondisi tertentu, seperti adanya penyakit diabetes militus, gastritis atau penyakit saluran pencernaan lainnya, penyakit ginjal dan saluran kemih maka pengaturan diet selama Ramadhan disesuaikan dengan anjuran petugas kesehatan

1    Setelah tubuh terbiasa mengonsumsi makanan di malam hari, tepat stu bulan kebiasaan tersebut harus diubah menjadi siang hari kembali. Apabila pengaturan tidak tepat juga akan berdampak kurang baik bagi tubuh. Bebrapa kondisi yang biasanya terjadi adalah diare, sembelit, mual, muntah atau munculnya penyakit serius lainnya seperti hypertensi, hyperlidemia, stroke, diabetes militus, heart attack an lain-lain.

Lebaran (Idul Fitri) identik dengan berbagai makanan yang “enak”, seperti daging, santan, telor dan semua makanan berbahan dasar telor, gula dan makanan manis, coklat, serta makanan mewah lainnya. Mengonsumsi makanan tersebut secara berlebihan tanpa adanya “aturan main” sangat berpotensi mendatangkan beberapa penyakit serius. Banyak mayarakat kurang menyadari akan arti hakekat puasa sehingga setelah selesai puasa seakan terlepas dari penjara dan mengonsumsi segala makanan dalam jumlah dan waktu yang berlebihan. Akibatnya beberapa penyakit akan mudah hinggap, mulai dari penyakit ringan seperti gastritis dengan mual muntah sampai penyakit berat seperti diabetes militus, hypertensi, hyperlidemia, stroke, diabetes militus, heart attack an lain-lain. Hal ini dibuktikan jumlah Penderita penyakit diatas di rumah sakit dan sarana pelayanan kesehatan lainnya meningkat tajam.

Moment sakral  ini tetap dapat dijalani dengan sempurna dan khusyuk dengan tetap mengatur pola makan yang benar. Komposisi makanan harus tetap seimbang, cukup sayuran dan buah. Membatasi konsumsi daging, makanan manis dan asin agar tidak berlebihan. Menambah konsumsi cairan pada saat melakukan aktifitas fisik yang tinggi. Hal-hal tersebut adalah beberapa cara bijak dalam menjaga kesehatan tubuh selama lebaran.


Sekarang anda tinggal memilih, tetap melanjutkan pengaturan diet yang sudah dijalankan selama Bulan Ramadhan atau mengubah pola makan dengan mengonsumsi semua makanan tanpa adanya “pengaturan” yang benar. Ingat… kesehatan ada ditangan anda sendiri.

WASPADA WABAH PASCAMUDIK

Mudik sepertinya sudah merupakan kewajiban bagi masyarakat di tanah air. Menjelang berakhirnya Bulan Ramadhan, belakangan budaya ini tumbuh semakin menjamur. Bisanya masyarakat yang tinggal di perkotaan berbondong-bondong untuk melakukan perjalan, baik perjalanan jauh maupun dekat menuju beberapa daerah di Indonesia.
                Banyaknya masyarakat yang berpindah tempat tersebut akan memengaruhi kebiasaan hidup terhadap masyarakat yang didatangi. Dampak yang mengalami perubahan antara lain meningkatnya jumlah transaksi ekonomi yang terjadi di kota-kota kecil menyebabkan peredaran uang di wilayah tersebut tinggi, sehingga menambah pendapatan masyarakat setempat.
                Pengaruh lain  yang timbul akibat peristiwa besar ini adalah adanya beberapa perpindahan pengetahuan kesehatan, teknologi dan pengetahuan modern lainnya dari masyarakat kota besar, sehingga masyarakat setempat mendapat pengetahuan baru yang sebelumnya tidak pernah didapat. Bahkan kemungkinan informasi-informasi baru yang sulit diadapat masyarakat di daerah dapat dengan mudah diperoleh dari kaum urban dari kota.
                Namun demikian perlu kewaspadaan yang tinggi akan pengaruh negatif yang sering timbul. Beberapa pengaruh negatif ini justru lebih mudah diadopsi oleh masyarakat setempat. Hal ini dikarenakan kebanyakan kaum urban yang datang dari kota dianggap sebagai golongan yang mempunyai pengetahuan modern dan mempunyai tingkat ekonomi sosial yang lebih tinggi, sehingga tingkat kepercayaan masyarakat setempat juga tinggi. Keadaan ini membutuhkan perhatian khusus dari beberapa pihak dan memerlukan kewaspadaan dini  dari masyarakat untuk menangkalnya.
                Kewaspadaan tingkat tinggi yang pertama-tama harus dilakukan adalah pengaruh informasi keliru tentang narkotika dan zat adiktif lainnya  termasuk kebiasaan terhadap penggunaan obat-obatan terlarang. Obat terlarang yang biasanya digunakan oleh “pengguna” di kota besar dapat diperoleh dengan mudah dari kaum urban yang datang dari kota ke daerah. Sekali seseorang mencoba menggunakan obat ilegal ini pengaruhnya akan dirasakan sepanjang hidupnya yang berakibat menurunkan kualitas hidup penggunanya.
               
                   Berikutnya adalah pola hidup tidak sehat yang dilakukan selama hidup di kota kemudian dibawa ke kampung halamannya. Tidak semua kebiasan di kota perlu dicontoh dan ditiru. Kehidupan di kota besar sangat sulit, karena tingginya sifat individualis masyarakatnya, banyaknya perkampungan kumuh, banyakya pengaruh kaum urban dari daerah dan kebiasaan yang berbeda  dan mudahnya akses informasi negatif yang didapat sehingga masyarakat seperti ini cenderung untuk bertindak sembrono dalam kehidupan sehari-hari. Kebiasaan membuang sampah bukan pada tempatnya, merokok, minum minuman yang mengandung alkohol, begadang sampai malam, serta mengonsumsi makanan yang tidak sehat merupakan beberapa contoh kebiasaan yang harus dihindari.
                Beberapa penyakit menular yang diderita juga akan dibawa serta bersama tubuh mereka. Penyakit yang biasa dibawa diantaranya adalah Tuberculosis, HIV/AIDS, hepatitis, diare dan lain-lain. Penyakit tersebut didapat oleh karena kebiasaan “sembrono” tadi, sehingga kuman mudah masuk kedalam tubuh dan menginfeksi organ  tubuh.
Penyakit tersebut sangat mudah menular dari orang ke orang, tetapi dapat dicegah penularannya dengan tata cara yang benar yaitu dengan kewaspadaan dini. HIV/AIDS dicegah dengan selalu melakukan hubungan seksual dengan pasangan saja, penularan tuberculosis di cegah dengan kebiasaan memakai masker bagi penderita dan orang-orang didekatnya, diare dan hepatitis di dicegah dengan kebiasaan hidup bersih dan tentunya mengonsumsi makanan yang bergizi dan seimbang.
                Kaum urban yang mudik perlu kita sambut untuk memriahkan momentum sakral tahunan ini, bukan untuk dihindari dan dipinggirkan. Namun perlu penyambutan dengan penuh etika dan kesadaran diri dengan menggunakan kearifan lokal untuk menangkal pengaruh negatif yang dapat menimbulkan potensi wabah bagi kelangsungan hidup setelah prosesi mudik selesai.

                Selamat Hari Raya Idul Fitri 1434 H mohon maaf lahir dan batin

Sabtu, 18 Mei 2013

CEGAH OSTEOPOROSIS MULAI SEKARANG


Osteoporosis sudah tidak asing di telinga kita, namun tahukah anda sebenarnya osteoporosis itu?

Tulang merupakan bagian terkeras dari tubuh setelah gigi dengan bagian-bagiannya. Berfungsi sebagai penyangga tubuh, maka tulang harus kuat. Kuatnya tulang membuat tubuh manusia dapat tegak dan jauh dari risiko patah. Osteoporosis terjadi jika tulang mengalami kerapuhan karena hilangnya mineral seperti kalsium yang lebih cepat dibanding reaksi tubuh untuk menggantinya sehingga menyebabkan kehilangan ketebalan tulang (kepadatan massa tulang).

Terkenal dengan istilah silent disease, karena osteoporosis ini datangnya tanpa  gejala, osteopososis biasanya diketahui setelah terjadinya patah tulang. Maka penting sekali bagi kita untuk memeriksakan kepadatan tulang secara berkala. 

Bagaimanakah cara pencegahannya?

1.       Meningkatkan asupan kalsium
Kalsium adalah zat pokok untuk membantu pemeliharaan tulang. Sekitar 99% kalsium tubuh berada pada tulangJika kalsium yang dibutuhkan tubuh berkurang maka tubuh akan berusaha mempertahankan dengan mengeluarkan cadangan kalsium dalam tulang. Banyaknya cadangan kalsium yang dikeluarkan dan dalam periode waktu yang panjang maka kepadatan tulang akan berkurang sehingga risiko terjadinya osteoporosis meningkat.
Jalan terbaik untuk mendapatkan intake kalsium adalah dengan mengonsumsi makanan yang mengandung tinggi kalsium.beberapa tips untuk meningkatkan intake kalsium :
A.      Makanan harian yang mengandung tinggi kalsium yang diserap, seperti susu, yoghurt dan keju
B.      Ikan salmon atau ikan sarden
C.      Mencoba produk yang berbahan dasar kedelai
D.      Brokoli, sawi kubis, bak choy, mentimun, seledri dan kacang polong
E.       Minyak almond, buah ara kering atau apricot
Disamping itu harus diperhatikan juga untuk menghindari makanan atau hal-hal yang dapat mengurangi absorbsi kalsium dalam tubuh, yaitu :
A.      Rendahnya kadar Vitamin D
B.      Konsumsi kaffein dan alcohol
C.      Diet tinggi oxalate (bayam, kelembak)
D.      Penyakit (ginjal, celiac, hati) dan penggunaan kortikosteroid

2.       Meningkatkan Vitamin D
Vitamin D memainkan peran sangat penting dalam tulang dengan meningkatkan penyerapan pada usus dan membangun tulang, memelihara skeleton, mengatur kadar kalsium di dalam darah. Kandungan Vitamin D yang paling tinggi adalah pada sinar ultraviolet (UV) matahri. Vitamin D juga dapat ditemukan pada minyak ikan, hati, telur dan beberapa makanan fortifikasi

3.       Mengatur aktifitas fisik
Aktifitas fisik yang teratur sangat penting dalam memelihara dan memperbaiki kesehatan tulang. Aktifitas fisik yang dimaksud disini adalah aktifitas yang teratur dan terus menerus. Aktifitas yang direkomendasikan adalah aktifitas yang dpat meningkatkan kekuatan tulang dan otot, yaitu :
A.  Aktifitas fisik yang dilakukan dimana kaki menjadi tumupuan beban, misalnya : jalan cepat, jogging, skiping, basket, dansa, aerobic, naik turun tangga dan lain-lain.
B.    Progresive resistence training (lebih meningkat dari waktu ke waktu) baik beban yang diangkat, waktu, tinggi lompatan, jumlah dan tingkat kesulitannya.

Kemampuan dari latihan untuk membangun tulang (osteogenik) dapat digolongkan sebagai berikut :
1)      Osteogenik tinggi             : basket, aerobic, dansa/ fitness, tenis, lompat tali
2)      Osteogenik menengah      : lari/ jogging, jalan cepat/ naik gunung, naik tangga
3)      Osteogenik rendah          : jalan santai, yoga/ tai chi
4)      Bukan osteogenik            : renang, bersepeda

Bebarapa catatan penting dalam melakukan aktifitas fisik :
  • Renang dan bersepeda sangat baik untuk kesehatan tetapi pengaruh terhadap kesehatan tulang sangat sedikit
  • Aktifitas fisik harus dilakukan secara teratur dan bervariasi, paling sedikit tiga kali dalam seminggu
  • Mengangkat berat dengan cepat lebih efektif dari pada mengangkat secara perlahan
  • Gerakan cepat dan pendek (seperti skiping atau melompat) lebih efektif dari pada gerakan perlahan
  •  Latihan keseimbangan dimaksudkan untuk mengurangi risiko terjadinya cidera.
Mari kita songsong “tulang sehat kelak tua tanpa tongkat” , masa tua adalah masa depan kita semua. Cegah osteoporosis mulai sekarang.

(Diambil dari Australian Osteoporosis Foundation)

Sabtu, 20 April 2013

CEGAH JENUH SEKARANG JUGA


Jika anda mulai meniti karir dengan harapan dan idealisme yang tinggi kemudian muncul perasaan pesimis dan tidak puas terhadap hasil pekerjaan anda, waspadalah!! Bisa-bisa anda mulai mengalami  gejala-gejala kejenuhan. Pada tingkat selanjutnya anda akan mudah menarik diri dari kehidupan sosial dan penurunan minat bahkan akan kehilangan minat yang semakin lama semakin sulit untuk dikembalikan.
Memang tidak mudah untuk mengatasi kejenuhan ini, apalagi jika tingkat kejenuhan sudah pada tahap yang sulit dikembalikan. Nah…. Menurut Pusat Intelegensia Kesehatan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia ada sedikitnya 10 (sepuluh) strategi efektif untuk mengatasi kejenuhan.
  1.       Mengungkapkan perasaan dan emosi
    Bertukar pikiran dan berbagi perasaan dengan orang lain akan membuat seseorang merasa lepas dari stresnya dan mampu memandang segala sesuatu dengan perspektif yang benar.
    2.       Menjadwalkan waktu istirahat
    Istirahat sangat diperlukan oleh seseorang dari rutinitas pekerjaanya. Istirahat yang efektif adalah tidak melakukan segala sesuatu yang berhubungan dengan pekerjaan.
    3.       Mengenali pola energi dan menyesuaikan dengan jadwal kerja
    Dalam bekerja tentu ada waktu-waktu dimana energi kita tinggi dan rendah. Gunakan energi tinggi pada tubuh dengan kegiatan yang memiliki tingkat stres tinggi sehingga dapat mengurangi rasa lelah dan kehabisan energi.
    4.       Mencegah jadwal pekerjaan dengan tingkat stres tinggi secara bersamaan
    Penumpukan beberapa jadwal pekerjaan dengan tingkat stress yang tinggi akan memperberat pemikiran pikiran. Untuk mencegah penumpukan kegiatan yang sangat membebani pikiran perlu dijadwalkan secara bijaksana dengan perimbangan yang berat dan ringan, dengan begitu tugas akan lebih mudah diselesaikan.
    5.       Melibatkan diri dengan kegiatan fisik
    Berolah raga dapat membuat suplai oksigen ke otak dan seluruh tubuh menjadi lebih lancar, dengan terpenuhinya kebutuhan oksigen untuk metabilsme semua jaringan tubuh maka akan merasa lebih segar dan semua indera menjadi lebih produktif dalam masing-masing fungsinya. Disamping itu dengan berolah raga membuat daya tahan tubuh akan meningkat dan mempertahankan energi tidak menurun, energi yang rendah membuat meningkatnya kecenderungan untuk terjadi stress fisik dan emosi.
    6.       Menguraikan kegiatan menjadi beberapa bagian kecil
    Pekerjaan besar yang dipecah-pecah menjadi kecil akan membuat sebuah pekerjaan menjadi tidak sulit dan menekan pikiran, sebaliknya seseorang akan dapat menyelesaikan pekerjaan tanpa menyadari betapa besarnya pekerjaan tersebut.
    7.       Melakukan koordinasi penyelasian tugas dengan rekan kerja
    Jika kita berada dalam posisi mendelegasikan tanggung jawab kepada orang lain adalah pilihan bijak untuk mendelegasikan pekerjaan tersebut. Namun jika kapasitas kita sebagai sejawat yang sederajat maka melakukan koordinasi dengan rekan adalah hal yang positif. Orang lain juga turut terlibat dalam pemecahan masalah dan pengambilan keputusan.
    8.       Belajar untuk mengatakan tidak
    Selalu berkata “ya” akan membuat kita merasa tidak berdaya, sebaliknya berkata “tidak” dapat memberikan kita rasa mampu untuk mengontrol diri dan kepuasan. Berbeda dengan menolak pekerjaan, namun konteks ini berbicara tentang upaya diri kita menentukan pilihan akan hal-hal yang kita inginkan untuk terlibat didalamnya atau komit jenis control yng kita perlukan agar terbebas dari rasa tertekan
    9.       Berupaya untuk meningkatkan keilmuan dan ketrampilan pekerjaan
    Up to date keilmuan dan ketrampilan membuat seseorang dapat selalu mengikuti perkembangan jaman sehingga akan mencegah dari perasaan tidak puas. Kesetaraan ilmu kita dengan orang lain dan dengan perkembangan jaman akan membuat kemudahan kita dalam bekerja sama secara efektif yang dampaknya akan terhindar dari masalah emosional yang serius.
    10.   Belajar untuk rileks.
    Rileks akan membuat tekanan emosional akan berkurang. Mencoba untuk rileks pada waktu-waktu tertentu sangat membantu dalam menanggulangi potensi terjadinya kejenuhan.
Bukan hal yang mudah untuk melakukan tindakan-tindakan pencegahan terhadap kejenuhan, tetapi lebih tidak mudah lagi jika kita sudah berhadapan dengan kejenuhan. Anda bisa memilih lakukan sekarang, atau kejenuhan akan selalu mengintai kehidupan anda.

Kamis, 28 Maret 2013

BEGITU HEBATNYA AIR SUSU IBU (ASI)



Air susu ibu (ASI) adalah salah satu dari beribu-ribu anugerah terindah yang diberikan Tuhan kepada para ibu dan dirasakan oleh bayi.  Dengan ASI bayi dapat tumbuh dan berkembang dengan optimal, apalagi jika pemberian ASI sampai 2 tahun. Reflek pertama-tama bayi baru lahir adalah reflek menghisap (rooting reflek) belum mempunyai kemampuan untuk mengunyah, jadi bayi hanya bisa mengonsumsi makanan cair saja. 

Jika dibandingkan dengan makanan cair lain,  ASI paling cocok untuk bayi. Disamping bentuknya, komposisi ASI adalah makanan yang aman dan mengandung ketercukupan gizi bagi bayi. Salah satu zat gizi penting yang terkandung dalam ASI adalah DHA (dacosahexaenoic), zat ini merupakan perpaduan dua molekul asam lemak essensial tak jenuh yaitu asam lenoleat dan alfa asam lenoleat. DHA ini salah satu fungsinya adalah membantu pertumbuhan system syaraf bayi. Disamping itu didalam ASI juga berisi lactobacillus bifidus yang merupakan flora normal usus dan merangsangsang imunitas terhadap diare dan infeksi saluran pernafasan. Menurut penelitian yang dilakukan olh Anderson tahun 1999 bayi yang diberikan ASI cenderung mempunyai IQ (Intelligence Quotient) yang lebih baik. Selain zat-zat tersebut ASI juga mengandung beberapa gizi antara laian : energy (67 Kcal), total solid (12,4 g), protein (1,2 g), rasio kosein : whey (1 : 1,5), lactose (7,0 g), lemak (3,8 g), vitamin A (53 ug), karoten (27 ug), vitamin D (0,01 ug), Vitamin C (4,30 mg), dan masih banyak kandungan gizi lainnya.

Saat ini bayi baru lahir harus segera mungkin disusukan kepada ibunya, tindakan ini biasa disebut dengan tindakan inisiasi menyusui dini (IMD). Hal ini dimaksudkan agar bayi segera mendapatkan kolostrum. Kolostrum adalah Air berwarna putih kekuningan yang keluar pertama kali dari kelenjar susu (mammary gland). Cairan kolostrum tidak banyak dan hanya didapat dalam waktu yang tidak lama, namun cairan ini begitu penting bagi kesehatan bayi saat itu dan kelak dikemudian hari. Kolustrum lebih unggul dari ASI berikutnya, karena mengandung lebih banyak protein, enzim lisozim, laktoperosidase, lactobaccilus bifidus, antioksidan dan immunoglobulin terutama immunoglobulin A yang berperan dalam sistem imunitas bayi.
Bayi umur 0-6 bulan hanya boleh diberikan ASI saja tanpa diberikan makanan tambahan lain (ASI Eksklusif), karena kandungan gizi ASI adalah yang paling pas untuk bayi. Alasan lain pemberian ASI eksklusif adalah umur 0-6 bulan saluran pencernaan bayi belum siap melakukan fungsinya untuk proses pengolahan makanan selain ASI, bentuk dan komposisi yang mampu diterima dengan baik saluran penceraan adalah ASI. Faktanya bayi yang diberikan ASI eksklusif saja jauh lebih tahan terhadap penyakit sehingga jumlah kematiannya juga dapat ditekan.

Pemerintah maupun pihak swasta sudah berupaya untuk mendorong ibu memberikan ASI kepada bayinya. Upaya tersebut melalui berbagai bentuk misalnya : promosi ASI eksklusif, pendidikan ASI secara formal, rumah sakit saying ibu dan bayi (RSSIB), program ASI di perusahaan atau tempat kerja dan lain-lain. Namun dari sekian upaya yang telah dilakukan masih banyak ibu yang belum menyukan ASI kepada bayinya, atau jikalaupun sudah memberikan ASI tetapi waktu pemberiannya tidak sampai 2 tahun penuh. Bahkan angka bayi yang mendapatkan ASI Eksklusif menurut Riset Kesehatan Dasar tahun 2010 hanya 15,3 persen.

Beberapa yang menjadi penyebab hambatan dalam menyusui adalah : ibu tidak langsung menyusui karen masih lelah sehabis melahirkan, ibu akan segera mulai bekerja atau bersosialisasi, banyak ibu terutama ibu muda yang menginginkan tubuhnya cepat pulih kembali setelah hamil, munculnya kehawatiran ibu tak mampu menyusui (psikologis), terjadinya penyakit (misalnya : mastistis, sepsis dan lain-lain), tingkat pendidikan yang rendah, faktor sosial ekonomi, kepercayaan yang tinggi terhadap susu. Faktor penghambat itu saat ini masih begitu melekat di masyarakat mulai dari sosial ekonomi rendah sampai tingkat sosial ekonomi tinggi.
Upaya-upaya memang harus terus dilakukan untuk keberhasilan program pemberian ASI ini. Selama ini sudah dibuat regulasi dari pemerintah dengan dukungan komitmen global, namun upaya ini juga harus ditunjang dengan komitmen yang tinggi untuk :
  1.  Peningkatan pengetahuan bagi masyarakat melalui promosi kesehatan mengenai ASI harus ditingkatkan pada semua lapisan masyarakat terutama pada calon ibu dan ibu muda.
  2. Meluruskan informasi susu formula yang berdedar di masyarakat agar masyarakat mengerti keunggulan ASI.
  3. Mengikutsertakan semua kalangan masyarakat (praktisi kesehatan, nonkesehatan, tokoh masyarakat, tokoh agama, kelompok-kelompok masyarakat dan semua pelaku kehidupan), artinya bahwa semua orang diberdayakan agar semua ibu mampu dan mau menyusui bayi nya.
  4.  Meningkatkan derajat kesehatan calon ibu, ibu hamil dan melahirkan agar ASI lancar dan mampu memenuhi kebutuhan nutrisi bayi.
  5. Upaya yang juga penting adalah pembentukan dan penguatan kesadaran dari semua masyarakat akan pentingnya ASI.

Anugrah yang diberikan oleh Tuhan, tanpa membeli dan tanpa bersusah payah untuk memperolehnya kenapa harus disia-siakan?.
Manusia sehat dan cerdas berawal dari bayi yang menyusu ASI.

And special for my mother…. Thanks for your breast feeding……